"Ini untuk kamu semua," kata tante Mina sambil menyodorkan satu piring pisang goreng panas. Nampak anak - anak berebutan untuk membersihkan piring pisang goreng yang terbuat dari bahan kaleng itu. Prang...bunyi piring seng jatuh ke lantai. "Hayi dodo...siapa tadi yang kasih jatuh piring, dimarah tante Mina," ucap Reza sambil berdendang kayak seorang penyanyi top. "Tidak apa - apa, bawa kemari piring itu Fari!. Tunggu ada yang masak saya kasih kamu lagi. Jangan baku rampas," tante Mina bicara perlahan. Anak - anak terus melanjutkan mengunyah pisang goreng dengan lidah bergoyang saking panasnya di lidah.
Tante Mina seorang perempuan jomblo yang punya jiwa sosial dan kepedulian yang patut dicontoh. Pekerjaannya sehari - hari hanya ke kebun pada pagi hari dan pulang sebelum waktu Dzuhur tiba. Ia sangat suka memasak terutama makanan pendamping di sore hari. Kelebihannya tante Mina tidak pernah makan sendiri masakannya. Ia suka berbagi pada para tetangga atau mereka yang kebetulan sedang mampir ke rumahnya.
Bila mangga di depan rumahnya berbuah, maka semua tetangga akan diberi. Kalau memang buahnya banyak baru dijua lke pasar. Demikian juga dengan hasil kebun yang lain seperti pisang dan buah kelapa, Semua akan dibagi pada saudara yang ada di dekat rumahnya.
Setiap hari ia akan memasak nasi dan lauk pauk lengkap. Bila ada yang singgah sebentar di rumahnya, maka semua akan disuguhi makan. Ia akan mempersilahkan mereka untuk mengambil sendiri layaknya di rumah sendiri.
Para saudara dan tetangga yang kehabisan air minum atau air untuk kepeluan sehari - hari sering datang ke dapurnya yang cukupluas itu untuk mencuci dan mandi. Apalagi bila listrik mati, maka rumah Mina akan jadi sasaran untuk mandi dan mencuci.
'Mandiu kami Mina," teriak Mama Ulan tetangganya (kami mau mandi Mina). "Pesua ri avu, anu mbotomo ritu. Ledo nakuya," jawab Mina dari dalam rumah (masuk saja di dapur. Silahkan. Tidak apa - apa)
Bila tante Mina punya keperluan dan menyuruh anak - anak, maka uang jalan selalu ada. Itulah sebabnya ia sangat disenangi oleh anak - anak yang kebanyakan adalah anggota keluarga sendiri.
Banyak saudara yang punya penghasilan tetap sering memberinya sedikit uang simpanan. Namun, tetap tante Mina membagi kembali uang itu pada anak - anak atau orang lain yang juga membutuhkan. Padahal dirinya juga sebenarnya butuh, karena ia tidak menjadi seorang pegawai atau karyawan kantor yang punya penghasilan tetap. Alangkah mulia hatinya.
Komentar
Posting Komentar