Bila hati sudah tak suka, mau diapakan lagi. Seribu kali dipaksa pun mungkin tidak akan berhasil. Begitulah kira - kira kondisi hati Reza saat itu. Ia berusaha mengalihkan perhatiannya pada kegiatan - kegiatan rutin di pondok. Namun, itu hanya ilusi sesaat. Penuh kepalsuan, pura - pura saja. Sekedar jaga image istilah anak - anak sekarang.
Yang ada dalam ingatannya hanyalah situasi bebas dan nyaman di kampung nun jauh di sana. Kampung tercinta yang terletak di bantaran sungai Palu. Kampung yang masih alami meski letaknya tidak jauh dari ibu kota provinsi Sulawesi Tengah. Kampung itu sangat terkenal karena namanya. Nama khusus yang berasal dari nama sebuah pohon besar yaitu Nunu.
Pada zaman dahulu, zaman kakek dan nenek buyutnya para bocil tiga sekawan hidup sebatang pohon besar di pinggir bukit di kampung itu. Namanya adalah Nunu dalam bahasa daerah setempat. Ternyata pohon tersebut adalah pohon Beringin. Dalam naungan pohon yang menjadi salah satu lambang dalam dasar negara kita Pancasila, masyarakatnya hidup dalam ikatan kekeluargaan yang masih kental. Itulah mengapa masyarakat kampung Nunu berasal dari satu turunan. Mereka melanjutkan keturunan dan generasi penerus dengan cara mengawinkan anak - anak dari turunan mereka sendiri. sehingga dalam satu kampung itu hampir tidak ada campuran dengan suku lain.
Mungkin kondisi seperti itulah yang membuat orang Nunu tidak banyak yang merantau ke tempat lain. Bila ada yang telah menetap di kota lain, maka jumlahnya sangat sedikit. Hanya satu dua orang saja.
Demikian pulahalnya dengan Reza, ia sudah tidak mampu lagi untuk bertahan. Akhirnya Reza meninggalkan pondok menuju rumah pamannya. Ia tidak mau lagi tinggal di pondok. Ia mau pulang, tidak ada alasan lain lagi. Meskipun sudah dibujuk, akan tetapi Reza bersikukuh untuk pulang kampung.
Tidak ada pilihan lain selain "come back alias back to nature." Reza pulang kampung tanpa beban seperti lagunya Sheila on7. Sementara Fari sebenarnya sangat terpengaruh dengan kepulangan Reza tersebut. Namun, terbayang lagi cemohan dan cibiran para keluarga yang sudah membekali mereka dengan berbagai nasihat sebelum berangkat beberapa bulan yang lalu. Bila kembali, berarti siap menerima tamparan kata - kata pedas dari paman dan bibi yang semua pandai berbicara. Satu kata untuk Fari yaitu 'bertahan."
Komentar
Posting Komentar