Langsung ke konten utama

MUSIM JANGKRIK


 

"Hey, jangan lea! baloncat nanti lagi itu kasiaan," teriak Reza pada Baim. Bocah balita itu nampak sedikit ketakutan mendengar bentakan Reza yang cukup mengagetkannya. Kasihan, ia menutup kembali pintu  umah - rumah jangkrik  milik Reza.  Baim berlari sambil berteriak, "Mama...mama lihat ini kakak Eza, dia tidak kasih jangkriknya" Ibunya yang lagi masak balas berteriak dari dalam rumah. "Reza kau kasih pinjam dulu itu sama  adekmu kasian nak!"  Sepi tidak ada sahutan lagi dari depan. Baim terus merengek pada ibunya. "Reza, Reza! tidak tahu betul jaga adiknya,"  ucap ibu Reza setengah bergumam.

Di halaman sebuah rumah besar di samping mesjid Nurul Yaqin, nampak banyak anak - anak berkumpul sambil berteriak riuh. Reza mendekat ingin melihat kegiatan kawan - kawannya. Masing - masing memegang wadah seperti kaleng susu, tempat sabun cream atau sabun colek wings, dan kotak ukuran kecil. Selain itu masih terdapat benda lainnya sebagai pelengkap. Potongan lidi yang ujungnya dibengkokkan digunakan untuk menggembala jangkrik dalam wadah tersebut dengan cara mendorong atau menggesernya dengan alat tersebut. Potongan lidi ini dalam bahasa anak - anak Kaili  disebut pagaleco. Potongan tomat sebagai makanan jangkrik juga dimasukkan ke dalam wadah.

 Nampak ragam jangkrik yang dimiliki oleh anak - anak tersebut. Ada yang berukuran kecil, sedang, dan yang besar sebagai jagoan. Mereka menunjukan kelebihan hewan yang hidupnya di  dalam tanah ini satu sama lainnya. Bahkan ada yang memperjualbelikan. Wah! seru pokoknya bila musim jangkrik tiba.

Memang pada musim tertentu, jangkrik menjadi  komoditas unggulan  di kalangan anak - anak . Perburuan jangkrik pun semakin merebak. Mereka mencari jangkrik hingga  ke lapangan rumput  atau perbukitan yang agak gersang dimana banyak alang - alang atau semak yang tumbuh. Tempat yang paling diincar untuk mendapatkan jangkrik  biasanya di lapangan rumput yang sering menjadi tempat gembala hewan ternak misalnya sapi. Sebab di balik kotoran sapi yang sudah kering sering menjadi tempat bersembunyi jangkrik. 

Pada saat seperti ini hampir semua anak kampung disibukkan dengan hewan yang suaranya nyaring pada saat malam hari ini. Bila  wadah yang digunakan tidak ditutup dengan benar, maka hewan ini akan meloncat keluar. Kasihan ia ingin bebas. Sebaiknya wadah tempat tinggal jangkrik ini diberi ventilasi atau ruang udara yang cukup berupa celah atau lubang yang sengaja dibuat sehingga hewan imut dan lincah ini nyaman berada di dalamnya.

Saat itu Rival dan Fari sengaja tidak berkumpul di halaman rumah papa Anang karena mereka berdua juga sibuk dengan kreasi membuat rumah - rumah jangkrik di samping rumah Rival. Reza ikut bergabung dengan kedua sahabatnya itu sambil  membawa rumah jangkriknya  yang terbuat  dari dos shampo berukuran sedang.

Bila tiga sekawan berkumpul, maka keriuhan pasti terjadi. Sifat Reza yang sering asal membuat ia sering salah paham dengan orang lain. Rival yang cenderung pendiam pun sering beradu pendapat dengannya,  terutama bila si Reza nakabaga alias nyolot. Di sisi lain Fari sering menjadi penengah mereka berdua  Keutuhan persahabatan mereka tetap terjaga meski selisih pendapat sering tidak bisa dielakkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SEKAWAN

                 Reza, Fary, dan Rival adalah tiga bocah yang tinggal di sebuah desa. Nama desa itu adalah "Desa Nunu". Entah bagaimana ceritanya sehingga desa itu diberi nama demikian. Selintas info yang dilansir dari para totua (orang tua) yang masih hidup,  bahwa pada zaman dahulu di tepi desa itu di sebuah perbukitan hidup sebuah pohon raksasa. Namanya dalam bahasa setempat adalah "Nunu". Kini baru diketahui ternyata"Nunu" itu adalah "pohon Beringin".         Usia  para bocah itu sekitar 9   dan 10 tahun. Mereka sekolah di sebuah madrasah di desanya kelas tiga. Yang unik adalah ketiga bocah cilik alias bocil ini sesungguhnya tidak tinggal berdekatan meskipun masih satu kampung. Reza tinggal di seberang timur sungai, Fary dan Rival di tepi sungai bagian barat. Lalu, bagaimana ceritanya mereka bisa berteman dan bermain bersama?        ...

KEPERGOK

           Aku dan Oriza teman sebangku. Oriza manis, berperawakan agak pendek berisi dan berkulit putih. Matanya cenderung kecoklatan. Rambutnya sebahu dan agak bergelombang. Istilah kami "rambut ba holven. " Temanku ini punya pembawaan yang luwes sehingga banyak cowok yang naksir dia. Baik itu teman sekelas atau kelas lain. Bisa dikatakan idola begitu.           Usai Magrib Oriza datang ke rumahku untuk memberitahu agar besok saya siapkan baju ganti dari rumah. Katanya kami mau nonton ke bioskop dan dia yang akan bayar harga tiket.Ow, why not, dengan senang hati pikirku. "Besok, sebelum ke bioskop kita ke rumahku dulu pamit sama mamaku", ujar Oriza. "Bilang kita pergi belajar kelompok begitu",  Oriza  menjelaskan dan aku pun hanya terdiam. Aku terus berpikir malam itu karena ada skenario yang harus aku jalankan esok.           Seusai sekolah lakon yangtelah...

Anisa

           Di perusahaan itu hanyalah Ranti yang paling mengerti dirinya. Kepribadian Anisa yang cenderung tertutup membuat banyak karyawan lain kurang bergaul dengannya. Ranti memang sudah bekerja lebih dari setahun di perusahaan pengolah rotan tersebut. Sedangkan Anisa baru masuk sekitar enam bulan yang lalu. Sebenarnya Ranti tidak begitu sreg bergaul dengan Anisa. Bila diajak sering menolak. Bila tidak diajak kasihan, dia seorang diri.           Pada suatu pagi Anisa datang lebih dahulu di tempat bekerja. Ketika Ranti datang, dia mendapatkan Anisa hanya duduk termenung di sudut teras perusahaan. Kebetulan masih pagi benar, ruang absen belum juga dibuka oleh pak Idin, security yang bertugas mengurus absen harian para karyawan. "Kamu kenapa Nis, kok pagi pagi sudah melamun begitu?" tanya Ranti. Anisa menggeleng tanpa ekspresi. Nampak dari sorot matanya ada sesuatu yang disembunyikan. Ranti tidak melanjutkan pe...