Langsung ke konten utama

IDE RAHASIA


 

 

 Seusai apel pagi bersama,  kepala sekolah  lanjut  memberikan pengarahan kepada para siswa terutama perihal kedisiplinan dalam segala hal. Ucapan selamat datang ditujukan pada para siswa baru yang sebagian besar didampingi oleh orang tuanya masing - masing. Fari dan Rival yang memang satu kelas berbaris lebih dahulu bersama anak - anak yang lain di depan kelas baru mareka, kelas IVB. Ibu Wirda guru Matematika yang sekaligus wali kelas ini mengabsen siswanya satu persatu dan menyuruh masuk kelas.

Giliran nama Reza yang dipanggil, orangnya tidak ada. "Ada yang tahu kenapa Reza?" tanya Bu Wirda. "Tidak ada bu," jawab beberapa anak. "Alpa berarti," kata Bu Wirda sambil menutup absen dan langsung mengarahkan perwaliannya dalam hal mengatur tempat duduk.

Kurang lebih 30 menit berselang Reza datang diantar oleh ayahnya. Nampak ayah Reza berbicara dengan ibu Wirda di teras kelas. Mungkin menjelaskan kenapa Reza datang terlambat pagi itu. Tanpa menunggu lama Reza langsung bergabung dengan teman temannya yang sedari tadi sudah mengatur kursi. "Reza duduk di  bagian tengah agak ke belakang karena kursi yang lain semua sudah ada yang punya. Reza kan tinggi tidak apa di belakang," kata Ibu Wirda. "Iya bu Reza kan kepala suku, dia jadi penjaga kelas," ucap Santi  sang ketua kelas. Kalimat Santi disambut tawa oleh anak anak lainnya.

Dengan keceriaannya Reza terlihat lebih segar dari biasanya. Mungkin karena banyak istirahat di rumah wajahnya nampak cerah. Anak anak semua sudah sibuk mencatat jadwal baru yang ditulis oleh bu guru di papan tulis. Reza pun demikian. Dengan tenang ia mengeluarkan buku dan pulpen barunya dari tas power rangers yang terlihat masih baru juga. 

Ketika bel istirahat berbunyi, anak anak berhamburan keluar kelas. Namun tiga sahabat masih berdiam di kelas dan saling mendekati dengan isyarat kedipan mata sambil tersenyum. Wow ada apa gerangan/?  Ada konferensi mini yang mereka laksanakan di dalam kelas rupanya. Nampak seru, tapi suara hampir tidak terdengar. Bahas apa ya mereka?

Bersambung

Salam Literasi Persahabatan.

Astuti, S.Pd, M.Pd.

SMPN 14 Palu Sulawesi Tengah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SEKAWAN

                 Reza, Fary, dan Rival adalah tiga bocah yang tinggal di sebuah desa. Nama desa itu adalah "Desa Nunu". Entah bagaimana ceritanya sehingga desa itu diberi nama demikian. Selintas info yang dilansir dari para totua (orang tua) yang masih hidup,  bahwa pada zaman dahulu di tepi desa itu di sebuah perbukitan hidup sebuah pohon raksasa. Namanya dalam bahasa setempat adalah "Nunu". Kini baru diketahui ternyata"Nunu" itu adalah "pohon Beringin".         Usia  para bocah itu sekitar 9   dan 10 tahun. Mereka sekolah di sebuah madrasah di desanya kelas tiga. Yang unik adalah ketiga bocah cilik alias bocil ini sesungguhnya tidak tinggal berdekatan meskipun masih satu kampung. Reza tinggal di seberang timur sungai, Fary dan Rival di tepi sungai bagian barat. Lalu, bagaimana ceritanya mereka bisa berteman dan bermain bersama?        ...

KEPERGOK

           Aku dan Oriza teman sebangku. Oriza manis, berperawakan agak pendek berisi dan berkulit putih. Matanya cenderung kecoklatan. Rambutnya sebahu dan agak bergelombang. Istilah kami "rambut ba holven. " Temanku ini punya pembawaan yang luwes sehingga banyak cowok yang naksir dia. Baik itu teman sekelas atau kelas lain. Bisa dikatakan idola begitu.           Usai Magrib Oriza datang ke rumahku untuk memberitahu agar besok saya siapkan baju ganti dari rumah. Katanya kami mau nonton ke bioskop dan dia yang akan bayar harga tiket.Ow, why not, dengan senang hati pikirku. "Besok, sebelum ke bioskop kita ke rumahku dulu pamit sama mamaku", ujar Oriza. "Bilang kita pergi belajar kelompok begitu",  Oriza  menjelaskan dan aku pun hanya terdiam. Aku terus berpikir malam itu karena ada skenario yang harus aku jalankan esok.           Seusai sekolah lakon yangtelah...

Anisa

           Di perusahaan itu hanyalah Ranti yang paling mengerti dirinya. Kepribadian Anisa yang cenderung tertutup membuat banyak karyawan lain kurang bergaul dengannya. Ranti memang sudah bekerja lebih dari setahun di perusahaan pengolah rotan tersebut. Sedangkan Anisa baru masuk sekitar enam bulan yang lalu. Sebenarnya Ranti tidak begitu sreg bergaul dengan Anisa. Bila diajak sering menolak. Bila tidak diajak kasihan, dia seorang diri.           Pada suatu pagi Anisa datang lebih dahulu di tempat bekerja. Ketika Ranti datang, dia mendapatkan Anisa hanya duduk termenung di sudut teras perusahaan. Kebetulan masih pagi benar, ruang absen belum juga dibuka oleh pak Idin, security yang bertugas mengurus absen harian para karyawan. "Kamu kenapa Nis, kok pagi pagi sudah melamun begitu?" tanya Ranti. Anisa menggeleng tanpa ekspresi. Nampak dari sorot matanya ada sesuatu yang disembunyikan. Ranti tidak melanjutkan pe...