Langsung ke konten utama

Permainan Tradisional Anak Kaili - Tilako

 (Permaianan Anak Tilako) 

 Menurut etimologinya Tilako = Ti – lako Kalempa = Ka + lempa Tilako = Ti sebagai awalan. Lako boleh berarti : langkah, jalan dari, dari mana. Tilako = alat yang dipakai untuk melangkah / berjalan Kalempa = Ka sebagai awalan lempa berarti datang dari langkah. Tilako dari dialek Ledo sedang, sedangkan Kalempa dialek Rai. Notilako = Bermain Tilako. 

Bahan : Bambu dan boleh juga dari pelepah sagu dan tempurung. Bentuk : Panjang. Makna : Sebagai lambang kedewasaan, ketangkasan dan lambang keberanian dalam permainan tersebut; Warna : Sesuai dengan warna bambu aslinya. 

Alat, bahan dan cara membuat Tilako Untuk membuat Tilako atau Kalempa tersebut, dipilih bambu yang bentuknya lurus dan sudah tua, terutama volo vatu kemudian dikeringkan. 

Cara Membuatnya 

bambu bata (volo vatu); pada bagian ujungnya yang bergaris tengah lebih kurang 3 cm atau sebesar sela ibu jari kaki dengan jari lainnya dan panjang ± 3 1/2 – 3 cm sebanyak 2 (dua) batang. Ranting-rantingnya dibersihkan lalu kedua batang bambu diukur sama panjang, dan diusahakan ruas-ruasnya tepat satu dengan yang lainnya bila ditegakkan. 

Disamping bambu yang panjang ± 2 1/2 – 3 m, disiapkan pula bambu yang agak besar panjangnya lebih kurang sama panjangnya dengan tapak kaki pemakai. Jadi bukan merupakan ukuran yang tetap dari masing-masing bambu tersebut. Bambu yang berukuran pendek itu salah satu ujungnya masih ada ruas (bukunya). Pada bagian yang ada ruas (buku) tersebut dilobangi sebesar bambu yang panjang tadi. Perlu diperhatikan bahwa lubang itu tidak boleh terlalu besar, akan tetapi diperhitungkan, agar dapat tersangkut pada ruas (buku) bambu panjang dengan perkiraan ± 1/2 – / 4 meter atau lebih, dari bagian pangkalnya. 

Bambu yang panjang ini berfungsi sebagai kaki tegak berdiri, sedangkan bambu yang pendek berfungsi untuk tempat tapak kaki. Selesai kedua bambu pendek tadi dilubangi, lalu dimasukka pada bambu yang panjang dari bagian ujungnya yang kecil. Perlahan-lahan dimasukkan pada posisi tegak, sampai kandas pada bagian ruas (buku), sesuai kehendak pemakai yang ditentukan sejak awal ukurannya. 

Tetapi ada pula cara lain yakni pada bambu pajang dibuatkan pasak pangkal untuk memakan tempat kaki dengan cara melubanginya. hal ini dianggap kurang kuat karena bambu panjang tersebut dilubangi, dan kadang-kadang kayu pasak sebagai penahan biasanya patah.  

Kegunaan Tilako Dalam Permainan  

Tilako atau Kalempa ini berfungsi sebagai alat hiburan anak-anak dalam bermain bersama teman-temannya. Waktu bermain utamanya pada sore hari, pagi dan kadang-kadang waktu malam, bila bulan terang. Tilako atau Kalempa, seringkali pula digunakan untuk berlomba lari atau saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu kepada kaki bambu temannya. Jadi Notilako atau Nokalempa adalah permainan untuk santai sambil menghibur diri.  

Aturan dan Cara Bermain 

Permainan ini dilakukan oleh anak-anak umur 7 – 13 tahun, pada umumnya anak laki-laki dan hanya sebagian kecil anak perempuan. Kedua bambu dipegang kuat dalam posisi tegak, kemudian salah satu kaki diangkat tepat mengenai bambu pendek sebagai tempat kaki kemudian kaki yang satunya ikut diangkat. Pada saat ini sangat diperlukan keseimbangan agar tidak jatuh. Ibu jari kaki dan jari yang satu dijepitkan pada bambu panjang, dan apabila sudah seimbang, maka jari menjepit ikut menentukan kekuatan disamping tangan yang memegang, untuk mengangkat dan melangkah seperti lagaknya orang berjalan. apabila telah dikuasai keseimbangannya, biasa pula anak memberikan fariasi bunyi yang indah, dengan cara-cara memukul-mukulkan bambu itu pada bagian atas yang dipegang dan diselingi pukulan pada kedua kaki bawah. 

Melangkah dan berhenti sambil memukul-mukulkan kedua bambu itu dengan iramanya, begitu seterusnya hingga mereka puas. Kalau tempat kaki itu agak tinggi, anak-anak biasa naik tangga, dan dari situlah mereka mulai berjalan, begitu pula sebaliknya kalau mereka turun dari Tilako itu. Siapa diantara mereka dapat menggunakan tilako atau kalempa yang tinggi tempat kakinya, maka dialah yang dianggap jago. Permainan ini tidak diikat dalam satu kelompok dan tidak pula terikat dengan lama waktu yang digunakan. Jadi singkatnya permainan ini bebas dilakukan dalam arti jumlah pemain dan lamanya permainan. 

Perkembangan Permainan Tilako Saat Ini. Sampai sekarang tilako atau kalempa sudah jarang dan bahkan hampir-hampir tak ada lagi. Dahulu, hampir semua anak desa di daerah Tanah Kaili mampu bermain tilako atau kalempa ini, karena di seluruh desa banyak tumbuh jenis pohon jambu, yang dibuat alat permainan.  (Sumber Tulisan: Mohamad Basir dalam Kompasiana)

Sumber Bacaan : - Perpustakaan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah - http://telukpalu.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SEKAWAN

                 Reza, Fary, dan Rival adalah tiga bocah yang tinggal di sebuah desa. Nama desa itu adalah "Desa Nunu". Entah bagaimana ceritanya sehingga desa itu diberi nama demikian. Selintas info yang dilansir dari para totua (orang tua) yang masih hidup,  bahwa pada zaman dahulu di tepi desa itu di sebuah perbukitan hidup sebuah pohon raksasa. Namanya dalam bahasa setempat adalah "Nunu". Kini baru diketahui ternyata"Nunu" itu adalah "pohon Beringin".         Usia  para bocah itu sekitar 9   dan 10 tahun. Mereka sekolah di sebuah madrasah di desanya kelas tiga. Yang unik adalah ketiga bocah cilik alias bocil ini sesungguhnya tidak tinggal berdekatan meskipun masih satu kampung. Reza tinggal di seberang timur sungai, Fary dan Rival di tepi sungai bagian barat. Lalu, bagaimana ceritanya mereka bisa berteman dan bermain bersama?        ...

KEPERGOK

           Aku dan Oriza teman sebangku. Oriza manis, berperawakan agak pendek berisi dan berkulit putih. Matanya cenderung kecoklatan. Rambutnya sebahu dan agak bergelombang. Istilah kami "rambut ba holven. " Temanku ini punya pembawaan yang luwes sehingga banyak cowok yang naksir dia. Baik itu teman sekelas atau kelas lain. Bisa dikatakan idola begitu.           Usai Magrib Oriza datang ke rumahku untuk memberitahu agar besok saya siapkan baju ganti dari rumah. Katanya kami mau nonton ke bioskop dan dia yang akan bayar harga tiket.Ow, why not, dengan senang hati pikirku. "Besok, sebelum ke bioskop kita ke rumahku dulu pamit sama mamaku", ujar Oriza. "Bilang kita pergi belajar kelompok begitu",  Oriza  menjelaskan dan aku pun hanya terdiam. Aku terus berpikir malam itu karena ada skenario yang harus aku jalankan esok.           Seusai sekolah lakon yangtelah...

Anisa

           Di perusahaan itu hanyalah Ranti yang paling mengerti dirinya. Kepribadian Anisa yang cenderung tertutup membuat banyak karyawan lain kurang bergaul dengannya. Ranti memang sudah bekerja lebih dari setahun di perusahaan pengolah rotan tersebut. Sedangkan Anisa baru masuk sekitar enam bulan yang lalu. Sebenarnya Ranti tidak begitu sreg bergaul dengan Anisa. Bila diajak sering menolak. Bila tidak diajak kasihan, dia seorang diri.           Pada suatu pagi Anisa datang lebih dahulu di tempat bekerja. Ketika Ranti datang, dia mendapatkan Anisa hanya duduk termenung di sudut teras perusahaan. Kebetulan masih pagi benar, ruang absen belum juga dibuka oleh pak Idin, security yang bertugas mengurus absen harian para karyawan. "Kamu kenapa Nis, kok pagi pagi sudah melamun begitu?" tanya Ranti. Anisa menggeleng tanpa ekspresi. Nampak dari sorot matanya ada sesuatu yang disembunyikan. Ranti tidak melanjutkan pe...