Nenek Sadiyah mulai menunjukkan kegelisahan yang tidak bisa dilukiskan dengan sepatah atau dua kata. Apa yang akan dikatakannya pada ayah Reza. Kemarahan ayah Reza sudah terbayang jelas di pelupuk matanya. Apalagi Ardi ayah Reza punya sifat yang agak tempramen. Bagaimana pula reaksi ibu Reza? Tentu dirinya akan dianggap tidak bisa menjaga Reza. Apalagi ini baru semalam dititip, kok bisa menghilang? Pikiran nenek Sadiyah bercampur aduk tidak karuan. Dia duduk menatap lurus ke arah sungai yang kejernihannya mulai nampak. Di pagi hari memang air sungai masih asri dan bersih karena belum banyak yang beraktivitas di situ.
Sehari -harinya penduduk kampung menggunakan sungai untuk berbagai aktivitas sehari - hari. Untuk yang masih tradisional, mereka masih sering mandi dan buang hajat sekalian di air sungai yang deras. Ternak juga biasa dimandikan dan minum dengan puas di sungai ini. Untuk yang mencuci pakaian pun sering menggunakan sungai sekaligus menjemur di tepian yang banyak batu kerikil. Apalagi di tepi sungai biasanya banyak orang yang singgah minum kopi di warung tante Patoma. Jadi, meski masih tradisional namun asyik dalam balutan kampung yang masih sederhana.
Sekitar jam 07.00 pagi, tante Patoma terlihat berjalan menuju tepi sungai dengan tas jinjingan yang penuh dengan bahan jualan di warung hari itu. Sambil meletakan tas di tanah, tante Patoma merogoh kantongnya. "Dimana kunci warung ya, jangan -jangan sudah jatuh di jalan" Tante Patoma terus mencari kunci warung dengan mengaduk aduk tas bembeng yang tergantung di pundaknya. Rupanya kunci tidak ditemukan. Tante Patoma berjalan ke arah pintu belakang warung untuk melihat barangkali kuncinya tertinggal kemarin sore.
"Tabuka pintu ini, siapa yang masuk?" Tante Patoma berbicara keras membuat nenek Sadiyah dan ponakannya yang lain mencoba melihat ada apa dengan pintu warung belakang itu. Akan tetapi pintu itu sama sekali tidak rusak. Terlihat jelas semua tetap pada tempatnya. Mereka semua masuk ke dalam untuk melihat. Kunci dengan gembok tergeletak di meja dapur. Seperti sengaja diletakkan di situ. Nenek Sadiyah tidak tinggal diam. Dia mulai memeriksa sekeliling. Ada ujung kain yang menjulur dari bangku di belakang lemari. Mencoba mendekat dan memeriksa, ternyata ada 'orang lagi tidur di situ.
Salam Literasi
Astuti, S.Pd, M.Pd
SMPN 14 Palu Sulawesi Tengah
Komentar
Posting Komentar