Ketika kecil Fari adalah seorang anak yang punya karakter berbeda dari saudara - saudaranya yang lain. Ia tidak bisa dikasari dan hanya senang dengan orang yang paham akan sifatnya. Bila ditinggal ibunya bekerja, Fari hanya suka sama om Dede tetangga yang sesungguhnya masih punya pertalian darah keluarga dari orang tua dahulu.
Om Dede dan isterinya hanya memiliki seorang anak perempuan yang kala itu sudah remaja. Sehingga mereka sangat menyayangi Fari. Ibarat Fari adalah anak kandung mereka sendiri. Rumah mereka yang sangat berdekatan membuat Fari merasa kedua rumah yang saling berhadapan itu sebagai satu rumah yang bisa dimasukinya kapan saja tanpa penghalang.
Ketika tidur malam, Fari kecil tidur bersama Om Dede kesayangannya. Bangun tidur pun mereka berdua akan sarapan pagi bersama - sama. Kebiasaan di kampung, makan pagi dengan makanan khas Kaili yakni putu beserta tula - tulanya alias sayur berkuah.
Mengapa disebut tula - tula? Bila makan putu, maka putu itu akan dicelupkan sedikit pada sayut berkuah tadi secara berulang. Nah, itu disebut dengan tula - tula atau boleh juga dinamai colok - colok. Putu khas Kaili terbuat dari ketan putih dan hitam yang dikukus sampai matang. Setelah itu dibentuk lonjong agak pendek menggunakan sebuah cetakan yang terbuat dari bambu.
Setelah itu dibalur dengan kelapa yang diparut atau dicukur. dan diberi sedikit garam bagi mereka yang suka kelapa menjadi gurih. Siap disantap dengan sayur santan berkuah berisi ikan yang sudah diasap lalu disuir - suir.. Boleh juga menggunakan buncis atau kacang panjang yang disantan dan pedas. Maknyoss alias narasa mpu dimakan pagi - pagi.
Komentar
Posting Komentar