Langsung ke konten utama

MAKAN PUTU DAN TULA - TULA (31)

Ketika kecil Fari adalah  seorang  anak yang punya karakter berbeda dari saudara - saudaranya yang lain. Ia tidak bisa dikasari dan hanya senang dengan orang yang paham akan sifatnya. Bila ditinggal ibunya bekerja, Fari hanya suka sama om Dede tetangga yang sesungguhnya masih punya pertalian darah keluarga dari orang tua dahulu.

Om Dede dan isterinya hanya memiliki seorang anak perempuan  yang kala itu sudah remaja. Sehingga mereka sangat menyayangi Fari. Ibarat Fari adalah anak kandung mereka sendiri. Rumah mereka yang sangat berdekatan membuat Fari merasa kedua rumah yang saling berhadapan itu sebagai satu rumah yang bisa dimasukinya kapan saja tanpa penghalang.

Ketika tidur malam, Fari kecil tidur bersama Om Dede kesayangannya. Bangun tidur pun mereka berdua akan sarapan pagi bersama - sama. Kebiasaan di kampung, makan pagi dengan makanan khas Kaili yakni putu beserta tula - tulanya alias sayur berkuah.

Mengapa disebut tula - tula? Bila makan putu, maka putu itu akan dicelupkan sedikit pada sayut berkuah tadi secara berulang. Nah, itu disebut dengan tula - tula atau boleh juga dinamai colok - colok. Putu khas Kaili terbuat dari ketan putih dan hitam yang dikukus sampai matang. Setelah itu dibentuk lonjong agak pendek menggunakan sebuah cetakan yang terbuat dari bambu.

Setelah itu dibalur dengan kelapa yang diparut atau dicukur.  dan diberi sedikit garam bagi mereka yang suka kelapa menjadi gurih. Siap disantap dengan sayur santan berkuah berisi ikan yang sudah diasap lalu disuir - suir.. Boleh juga menggunakan buncis atau kacang panjang yang disantan dan pedas. Maknyoss alias narasa mpu dimakan pagi - pagi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SEKAWAN

                 Reza, Fary, dan Rival adalah tiga bocah yang tinggal di sebuah desa. Nama desa itu adalah "Desa Nunu". Entah bagaimana ceritanya sehingga desa itu diberi nama demikian. Selintas info yang dilansir dari para totua (orang tua) yang masih hidup,  bahwa pada zaman dahulu di tepi desa itu di sebuah perbukitan hidup sebuah pohon raksasa. Namanya dalam bahasa setempat adalah "Nunu". Kini baru diketahui ternyata"Nunu" itu adalah "pohon Beringin".         Usia  para bocah itu sekitar 9   dan 10 tahun. Mereka sekolah di sebuah madrasah di desanya kelas tiga. Yang unik adalah ketiga bocah cilik alias bocil ini sesungguhnya tidak tinggal berdekatan meskipun masih satu kampung. Reza tinggal di seberang timur sungai, Fary dan Rival di tepi sungai bagian barat. Lalu, bagaimana ceritanya mereka bisa berteman dan bermain bersama?        ...

KEPERGOK

           Aku dan Oriza teman sebangku. Oriza manis, berperawakan agak pendek berisi dan berkulit putih. Matanya cenderung kecoklatan. Rambutnya sebahu dan agak bergelombang. Istilah kami "rambut ba holven. " Temanku ini punya pembawaan yang luwes sehingga banyak cowok yang naksir dia. Baik itu teman sekelas atau kelas lain. Bisa dikatakan idola begitu.           Usai Magrib Oriza datang ke rumahku untuk memberitahu agar besok saya siapkan baju ganti dari rumah. Katanya kami mau nonton ke bioskop dan dia yang akan bayar harga tiket.Ow, why not, dengan senang hati pikirku. "Besok, sebelum ke bioskop kita ke rumahku dulu pamit sama mamaku", ujar Oriza. "Bilang kita pergi belajar kelompok begitu",  Oriza  menjelaskan dan aku pun hanya terdiam. Aku terus berpikir malam itu karena ada skenario yang harus aku jalankan esok.           Seusai sekolah lakon yangtelah...

Anisa

           Di perusahaan itu hanyalah Ranti yang paling mengerti dirinya. Kepribadian Anisa yang cenderung tertutup membuat banyak karyawan lain kurang bergaul dengannya. Ranti memang sudah bekerja lebih dari setahun di perusahaan pengolah rotan tersebut. Sedangkan Anisa baru masuk sekitar enam bulan yang lalu. Sebenarnya Ranti tidak begitu sreg bergaul dengan Anisa. Bila diajak sering menolak. Bila tidak diajak kasihan, dia seorang diri.           Pada suatu pagi Anisa datang lebih dahulu di tempat bekerja. Ketika Ranti datang, dia mendapatkan Anisa hanya duduk termenung di sudut teras perusahaan. Kebetulan masih pagi benar, ruang absen belum juga dibuka oleh pak Idin, security yang bertugas mengurus absen harian para karyawan. "Kamu kenapa Nis, kok pagi pagi sudah melamun begitu?" tanya Ranti. Anisa menggeleng tanpa ekspresi. Nampak dari sorot matanya ada sesuatu yang disembunyikan. Ranti tidak melanjutkan pe...